Senin, 24 September 2007

MEKANISME GEMPA


TSUNAMI



TSUNAMI


1. Apakah anda mengerti pengertian tsunami secara umum?

2. Apakah anda mengerti arti tsunami secara harfiah?

3. Apakah anda dapat menjelaskan penyebab terjadinya tsunami?

4. Apakah anda dapat menjelaskan perbedaan gelombang laut biasa dengan tsunami?

5. Apakah anda dapat menyebutkan syarat sebuah gempa yang dapat berpotensi tsunami?

6. Apakah anda dapat menjelaskan mekanisme sebuah gempa dilaut dapat menyebabkan tsunami?

7. Apakah menurut anda ada hubungan antara ketinggian dan kecepatan penjalaran tsunami dengan kelandaian pantai? Jelaskan alasannya?

8. Apakah anda memahami pengertian mitigasi bencana tsunami?

9. Menurut anda tindakan-tindakan apa saja yang dapat dilakukan setelah sebuah gempa berpotensi tsunami terjadi?

10. Apakah menurut anda perlu dibuat sebuah peta evakuasi dalam rangka mitigasi bencana tsunami di daerah anda?

11. Apakah anda dapat memberi saran dan masukan kepada pemerintah mengenai cara mengurangi dampak bencana tsunami?



Apakah Tsunami Itu ?

Kata "Tsunami" merupakan istilah dari bahasa Jepang yang menyatakan suatu gelombang laut akibat adanya pergerakan atau pergeseran di bumi di dasar laut. Gempa ini diikuti oleh perubahan permukaan laut yang mengakibatkan timbulnya penjalaran gelombang air laut secara serentak tersebar ke seluruh penjuru mata angin. Sedangkan pengertian gempa adalah pergeseran lapisan tanah dibawah permukaan bumi. Ketika terjadi pergeseran tersebut timbul getaran yang disebut gelombang seismik dari pusat gempa menjalar ke segala penjuru.

Tinggi gelombang Tsunami disumbernya kurang dari 1 meter. Tapi pada saat menghempas ke pantai tinggi gelombang ini bisa lebih dari 5 meter. Tsunami yang terjadi di Indonesia berkisar antara 1,5 - 4,5 skala Imamura, dengan tinggi gelombang Tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4-24 meter dan jangkauan gelombang ke daratan berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.

Arti dari "TSUNAMI"

Para ilmuwan umumnya mengartikan tsunami dengan "gelombang pasang" (tidal wave) atau dikenal juga dengan sebutan "seismic sea waves" (gelombang laut karena gempa). Kedua sebutan tersebut benar, akan tetapi jika dilihat dari asal bahasanya, bahasa Jepang, "tsunami" mempunyai dua suku kata, "tsu", artinya "pelabuhan" (harbor), "nami" berarti "gelombang".

Apa saja yang menyebabkan gelombang tsunami

Gempa merupakan salah satu penyebab utama terjadinya gelombang tsunami. Gempa ini biasanya terjadi karena adanya pergeseran lempeng yang terdapat di dasar laut. Gempa tersebut disebut juga dengan gempa bumi. Selain itu, penyebab lainnya adalah meletusnya gunung berapi yang menyebabkan pergerakan air di laut/perairan sekitarnya menjadi sangat tinggi.

Peristiwa tsunami di Indonesia dan daerah lainnya

Sejak 1990 di Indonesia sedikitnya terjadi 15 kali gelombang Tsunami. Pada 19 Agustus 1997 terjadi di Sumba dengan korban 189 orang, 12 Desember 1992 di Flores dengan korban 2.100 orang dan 1994 di Banyuwangi dengan korban 209 orang, sepanjang sejarah gempa Tsunami terbesar adalah pada tahun 1883 yang ditimbulkan meletusnya Gunung Krakatau dengan korban jiwa 36.000 orang meninggal.

Di antara gelombang tsunami yang pernah tercatat selain di Indonesia adalah:

  1. 26 Desember 2004, gempa bumi paling kuat dalam masa 40 tahun telah menimbulkan gelombang besar yang bergulir ribuan kilometer dan menghempas ke kawasan pantai sekurang-kurangnya lima negara Asia, yang menewaskan sekurang-kurangnya 3.700 jiwa dan menimbulkan kesengsaraan bagi jutaan warga lainnya.
  2. 17 Juli 1998, gempa bumi di lepas pantai menyebabkan gelombang besar yang menghantam kawasan utara pantai Papua Nugini, menewaskan kira-kira 2.000 orang dan menyebabkan ribuan warga lainnya kehilangan tempat tinggal.
  3. 16 Agustus 1976, tsunami membunuh lebih dari 5.000 orang di Teluk Moro , Filipina.
  4. 28 Maret 1964, gempa bumi pada Hari Paskah di Alaska menyebabkan tsunami di sebagian besar pantai Alaska dan menghancurkan sejumlah tiga. Gelombang itu menewaskan 107 orang di Alaska, empat di Oregon dan 11 di California ketika gelombang tsunami itu bergulung di Pantai Barat AS.
  5. 22 Mei 1960, gelombang besar dilaporkan setinggi 11 meter menewaskan 1.000 orang di China dan menyebabkan kerusakan besar di Hawaii, di mana 61 orang tewas di Filipina, Okinawa dan Jepang ketika gelombang itu bergulung menyeberangi Pasifik.
  6. 1 April 1946, gempa bumi di Alaska menimbulkan tsunami yang menghancurkan North Cape Lighthouse, menewaskan lima orang. Beberapa jam kemudian gelombang tsunami berikutnya melanda Hilo, Hawaii, yang menewaskan 159 orang dan mengakibatkan kerusakan jutaan dolar AS.
  7. 31 Januari 1906, satu gempa bumi kuat terjadi di lepas pantai yang menenggelamkan sebagian Tumaco, Kolombia, dan menyapu setiap rumah yang ada di pantai antara Rioverde, Ekuador, dan Micay, Kolombia. Angka kematian diperkirakan kira-kira 500 sampai 1.500.
  8. 17 Desember 1896, tsunami menyapu bagian pantai dan boulevard utama di Santa Barbara, California, AS.
  9. 15 Juni 1896, tsunami Sanriku menghantam Jepang tanpa peringatan. Gelombang diperkirakan setinggi lebih 23 meter (70 kaki) menggulung kerumunan masyarakat yang berkumpul untuk merayakan suatu festival keagamaan, yang menewaskan lebih dari 26.000 orang.
  10. 27 Agustus 1883, ledakan gunung berapi Krakatau menimbulkan gelombang tsunami besar yang menyapu kawasan pantai di ujung pulau Jawa dan Sumatera, yang menewaskan kira-kira 36.000 orang.
1 November 1775, gempa bumi besar Lisbon menimbulkan gelombang tsunami setinggi 6 meter (sekitar 20 kaki) melanda pantai Portugal, Spanyol dan Moroko

GEMPA BUMI DAN TSUNAMI ACEH

TSUNAMI

PATAHAN (FAULT)

Patahan merupakan struktur permukaan bumi yang sangat berpengaruh pada terjadinya tsunami. Saat terjadi gempa besar dan dangakal di bawah permukaan laut karena adanya perubahan patahan (fault displacement) sangat memungkinkan terjadinya tsunami.

Secara umum, ada 3(tiga) tipe/ bentuk patahan yang dikenal sampai saat ini yakni :
1) Patahan Turun (Normal Fault)
Salah satu bagian patahan relatif bergerak turun terhadap bagian patahan yang lain.
2) Patahan Naik (Thrush Fault)
Salah satu bagian patahn relatif bergerak naik terhadap bagian patahan yang lainnya.
3) Patahan Mendatar (Lateral Slip Fault)
Salah satu bagian patahan bergerak relatif ke kiri atau ke kanan terhadap bagian patahan yang lainnya.

Dari ketiga jenis patahan di atas, ada 2 (dua) jenis patahan yang biasanya menimbulkan terjadinya tsunami yaitu patahan naik dan patahan turun. Hal ini disebabkan karena kedua jenis patatahan ini dpata mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk dasar samudera. Semakin besar perubahan bentuk dasar samudera, semakin besar pula tsunami yang dihasilkan. Untuk kasus tsunami di Aceh, penurunan dasar samudera mencapai kurang lebih 2 (dua) meter

MEKANISME TSUNAMI

Tsunami adalah satu rangkaian ombak/gelombang yang dihasilkan manakala serombongan air, seperti suatu samudra atau danau dengan cepat dipindahkan pada suatu skala yang sangat besar / raksasa. Gempabumi, tanah longsor, letusan vulkanik dan bintang jatuh/meteor yang besar berpotensi untuk menghasilkan suatu tsunami. Efek dari suatu tsunami dapat terbentang dari yang kecil tidak terasa sampai yang sangat berbahaya dan membinasakan segalanya, seperti yang baru-baru ini terjadi di Aceh Desember ,2004.
Terminologi tsunami berasal dari bahasa Jepang (tsu= pelabuhan) dan (nami = gelombang).Terminologi “Tsunami” diciptakan oleh nelayan yang kembali ke pelabuhan dan menemukan area melingkupi pelabuhan sudah rusak dilanda gelombang besar, walaupun mereka belum sadar akan adanya gelombang dari laut lepas. Suatu tsunami bukanlah kejadian dari laut dalam, tapi lebih sederhana dari itu yaitu mempunyai amplitude yang kecil, dan mempunyai panjang gelombang yang sangat panjang bahkan sampai ratusan kilometer. Oleh karena itu keberadaan gelombang tsunami tidak berapa terasa di laut lepas/laut dalam yang hanya membentuk gelombang kecil di samudera.
Tsunami juga dikenal sebagai gelombang pasang surut sebab ketika mendekati daratan yang menerima karakteristik dari suatu gelombang pasang bergerak maju dengan sangat cepat dibandingkan jambul ombak yang dibentuk oleh angin di samudra, orang kebanyakan lebih mengenal jenis ombak ini dibandingkan gelombang yang dapat menghasilkan tsunami.
Tsunami merupakan sederetan gelombang laut yang mempuanyai energi sangat besar, yang dibangkitkan oleh pergerakan bumi khususnya pergerakan/perubahan dasar samudera secara tiba-tiba. Secara umum tsunami terdiri dari 3 – 5 gelombang, di mana gelombang pertama tidak selalu paling besar. Di dalam laut, tsunami mempunyai karakter sebagai berikut :

1 Amplitudo gelombangnya antara beberapa puluh centimeter sampai dengan 1 meter.
2 Periode gelombangnya antara 10 menit sampai dengan 20 menit.
3 Panjang gelombangnya antara 100 kilometer sampai dengan 200 kilometer.

Jika dibandingkan dengan karakter gelombang laut akibat pengaruh angin, perbedaannya sangat jauh. Karakater gelombang laut akibat pengaruh angin adalah :

4 Amplitudo gelombangnya kurang lebih 10 meter.
5 Periode gelombangnya antara 6 – 12detik (60 kali lebih rendah dari tsunami).
6 Panjang gelombangnya 10 meter sampai dengan 200 meter (1000 kali lebih rendah dari tsunami)

Dari karakteristik gelombang laut akibat tsunami dapat ditentukan bahwa penjalaran gelombang tsunami di laut dalam tidak terlalu berbahaya untuk kapal-kapal/benda-benda yang dilaluinya. Akan tetapi akan sangat fatal akibatnya untuk daerah disekitar pantai yang dilalui gelombang tsunami.

PROSES TERJADINYA TSUNAMI

Ada 3 (tiga) kejadian di laut yang mengakibatkan timbulnya tsunami yaitu :

1. Gempabumi

Secara umum gempabumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah gempabumi tektonik yang terjadi di laut dan mempunayai karakteristik sebagai berikut :
1 Sumber gempabumi berada di laut
2 Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km
3 Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR
4 Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault)
Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan gelombang yang cukup besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang terjadi.
Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan suatu massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi, letusan vulkanik, batu bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum terjadi adalah dari gempabumi di bawah permukaan laut. Gempabumi kecil bisa saja menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai samudera yang mampu untuk membangkitkan tsunami


Gambar 3.2. Proses pergerakan di dasar laut yang menimbulkan Tsunami
Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal dan memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara vertical dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk menghasilkan gelombang tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng kontinen, proses ini disebut juga dengan subduksi.

2. Land Slide (Tanah Longsor)
Land Slide/tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh/turun cukup besar dan terjadi di dasar Samudera, dapat mengakibatkan timbulnya Tsunami. Biasanya tsunami yang terjadi tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan tsunami akaibat gempabumi.

3. Gunung Berapi aktif yang berada di tengah laut, ketika meletus akan dapat menimbulkan tsunami. Tsunami yang terjadi bisa kecil, bisa juga sangat besar, tergantung dari besar kecilnya letusan gunung api tersebut. Ada banyak gunung api yang berada ditengah laut di seluruh dunia. Untuk di Indonesia , yang paling terkenal adalah letusan gunung Krakatau yang terletak di tengah laut sekitar Selat Sunda, yang terjadi pada tahun 1883. Letusannya sangat dashyat, sehingga menimbulkna tsunami yang sangat besar dan korban yang banyak, baik jiwa maupun harta benda. Dampak dari bencana ini juga dirasakan kedashyatannya di negara lain.
Tanah longsor di dalam laut dalam , kadang-kadang dicetuskan oleh gempabumi yang besar; seperti halnya bangunan yang roboh akibat letusan vulkanik, mungkin juga dapat mengganggu kolom air akibat dari sediment dan batuan yang bergerak di lantai samudera. Jika terjadi letusan gunungapi dari dalam laut dapat juga menyebabkan tsunami karena kolom air akan naik akibat dari letusan vulkanik yang cukup besar lalu membentuk suatu tsunami. Contoh seperti yang terjadi di Gunung Krakatau.Gelombang terbentuk akibat perpindahan massa air yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi untuk mencapai keseimbangan dan bergerak di lautan, seperti jika kita menjatuhkan batu di tengah kolam akan terbentuk gelombang melingkar.
Sekitar era tahun 1950 an ditemukan tsunami yang lebih besar dibandingkan sebelumnya percaya atau tidak mungkin ini disebabkan oleh tanah longsor, bahan peledak, aktifitas vulkanik dan peristiwa lainnya. Gejala ini dengan cepat memindahkan volume air yang besar, sebagai energi dari material yang terbawa atau melakukan ekspansi energi yang ditransfer ke air sehingga terjadi gerakan tanah. Tsunami disebabkan oleh mekanisme ini, tidak sama dengan tsunami di lautan lepas yang disebabkan oleh beberapa gempabumi, biasanya menghilang dengan cepat dan jarang sekali berpengaruh sampai ke pantai karena area yang terpengaruh sangat kecil.Peristiwa ini dapat memberi kenaikan pada gelombang kejut lokal yang bergerak cepat dan lebih besar (solitons), Seperti gerakan tanah yang terjadi di Teluk Lituya memproduksi suatu gelombang dengan tinggi 50- 150 m dan mencapai area pegunungan yang jaraknya 524 m. Bagaimanapun juga , suatu tanah longsor yang besar dapat menghasilkan megatsunami yang mungkin berdampak pada samudera.

KARAKTERISTIK TSUNAMI

(a) Kecepatan Tsunami
Secara empiris, kecepatan tsunami tergantung pada kedalaman laut dan percepatan gravitasi di tempat tersebut. Untuk di laut dalam, kecepatan tsunami bisa setara dengan kecepatan pesawat jet, yaitu sekitar 800 km/jam. Semakin dangkal lautnya, kecepatan tsunami semakin berkurang, yaitu berkisar antara 2 – 5 km/jam.

(b) Ketinggian Tsunami
Ketinggian gelombang Tsunami berbanding terbalik dengan kecepatanya. Artinya, jika kecapatan tsunami besar, tetapi ketinggian gelombang tsunami hanya beberapa puluh centimeter saja. Sebaliknya untuk di daerah pantai, kecepatan tsunaminya kecil, sedangkan ketinggian gelombangnya cukup tinggi, bisa mencapai puluhan meter.
Ketinggian tsunami di pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah bentuk pantainya. Ada 2 (dua) bentuk pantai yaitu :
1 Pantainya terjal
Bentuk pantai seperti ini mengakibatkan bagian utama dari energi tsunami dipantulkan oleh slope (pembatas). Sehingga pemantulannya secara utuh mengikuti periode tsunami, tanpa pecah. Tinggi gelombang yang gelombang yang dihasilkan antara 1 – 2 meter.


2 Pantainya Landai
Bentuk pantai ini mengakibtkan energi tsunami akan dinaikkan oleh pantai, disini berlaku prinsip dasar energi, yakni energi selalu konstan. Sehingga jika kecepatannya berkurang maka amplitudonya besar, panjang gelombangnya berkurang dan mengakibatkan pecahnya gelombang. Hal inilah yang mengakibatkan tinggi gelombang tsunami bisa mencapai puluhan meter.

3.5. DAERAH POTENSI TSUNAMI

Dari sejarah kegempaan dan tsunami yang tercatat di BMG, hampir seluruh pantai di Indonesia rawan terhadap tsunami. Hal ini dapat dilihat dari peta potensi tsunami di bawah ini (Gambar 3.4).


Gambar 3.4. Peta Kejadian Gempa dan Tsunami di Indonesia 1991 - 2005

a. Gempabumi _ Tsunami aceh 2004

Gempabumi yang disertai tsunami terjadi di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 dengan parameter gempabumi sebagai berikut :

Waktu kejadian : 07:58:50,26 WIB
Epicenter : 2,90 LU – 95,6 BT
Kedalaman : 20 km
Magnitudo (Mb) : 6,8 SR
Magnitudo (Mw) : 9,0 SR
Sesar : Sesar turun (Normal Fault)

Tsunami yang terjadi tidak hanya melanda wilatah Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara (Sumatera Bagian Utara), tetapi juga melanda negara-negara lain speerti Bangladesh, India, Malaysia, Maldives, Myanmar, Singapura, Srilanka dan Thailand. Tetapi dampak yang paling parah melanda wilayah kita di Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara. Seperti kita ketahui menelan korban yang sangat besar dan kerusakan infrastruktur yang juga besar.

MITIGASI GEMPA BUMI DAN TSUNAMI

IV. MITIGASI GEMPA BUMI DAN TSUNAMI

Bencana Tsunami yang terjadi di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 disebutkan sebagai bencana alam terbesar abad ini, karena besarnya kekuatan gempabuminya serta luasnya dampak yang diakibatkan oleh tsunami. Pengalaman pahit ini membuka mata semua orang akan bahaya tsunami yang sangat dahsyat ini, sehingga banyak upaya yang dilakukan agar resiko tsunami bisa dikurangi.

Informasi gempabumi yang disampaikan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) bersifat informasi darurat, yang berarti informasi ini dikeluarkan BMG setelah gempabumi terjadi. Sampai saat ini belum ada ilmu dan tehnologi yang dapat memprediksi gempabumi, meskipun secara global pusat gempabumi serta kekuatan maksimumnya telah diketahui. Dampak yang diitmbulkan oelh gempabumi selain kerusakan infrastruktur juga dapat menimbulkan tsunami. Dampak/akibat dari kejadian dari kejadian gemapbumi dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Dampak Langsung
Dampak langsung seperti : adanya getaran, bangunan rusak/roboh,liquifaction (berubah seperti cairan), gerakan tanah/terbelah/bergeser, tanah longsor dan tsunami.
2. Dampak Tidak Langsung
Dampak tidak langsung dari gempabumi adalah : terjadinya gejolak sosial, kelumpuhan ekonomi, wabah penyakit, gangguan ekonomi, kebakaran dan lain-lain.

Untuk itu, agar dampak akibat dari gemapbumi dan tsunami dapat diperkecil/dikurangi sangat diperlukan dilaksanakan mitigasi bencana. Mitigasi adalah merupakan proses untuk meminimalkan dampak negatif bencana alam yang diantisipasi akan terjadi di masa datang di suatu daerah tertentu, yang merupakan investasi jangka panjang bagi kesejahteraan semua lapisan masyarakat.

TAHAPAN MITIGASI

Dalam mitigasi bencana gempabumi dan tsunami, perlu dilaksanakan tindakan berikut, yaitu :

(a) Hazard Assessment (Mengadakan analisis bahaya yang akan ditimbulkan)

Gempa bumi berakibat langsung dan tak langsung. Akibat langsung adalah getaran, bangunan rusak/roboh, gerakan tanah (tanah terbelah, bergeser), longsor, liquification (berubah sifat menjadi cairan), tsunami dan lain-lain. Sedangkan akibat tidak langsung adalah gejolak sosial, kelumpuhan ekonomi, wabah penyakit, gangguan ekonomi, kebakaran dan lain-lain. Sebenarnya akibat gempa ini tergantung dari kekuatan gempa dan lokasi kejadian. Lokasi kejadian apakah di kota , di desa atau di hutan, tentunya tingkat bahaya akan lebih tinggi bila terjadi di kota.




(b) Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia

Untuk melaksanakan mitigasi bencana , salah satu tindakan adalah membuat suatu sistem peringatan dini. Seperti kita ketahui bahwa gempabumi dan tsunami yang terjadi di Aceh tangal 26 Desember 2004 yang lalu telah menalan banyak korban dan keruskan di berbagai negara dan Indonesia mengalami dampak paling parah. Ratusan ribu orang meninggal dunia, sebagian besar infrastruktur (bangunan) di Aceh terutama yang berada di pinggir pantai rata dengan tanah dan ekonomi di Aceh mengalami kelumpuhan. Korban dan kerusakan itu terjadi terutama dampak/akibat dari terjangan tsunami.

Prinsip dasar pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah bahwa ada selang/jeda waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami. Jeda waktu antara kejadian gempabumi dengan tsunami yang tiba dipantai terjadi karena dalam pembentukan tsunami perlu proses dan adanya perbedaan kecepataan antara gelombang gempaumi dengan tsunami. Kecepatan gelombang gempabumi jauh lebih cepat dibandingkan dengan gelombang tsunami. Sehingga gelombang gempabumi akan lebih dahulu sampai di pantai dibandingkan gelombang tsunami.

Saat ini BMG telah mengoperasikan system TREMORS (Tsunami Risk Evaluation Through Seismic Moment from a Real-time System) untuk mendeteksi gempa bumi yang menimbulkan tsunami . Namun belum efektif, karena informasi yang keluar lebih dari 30 menit setelah gempabumi terjadi. Hal ini karena TREMORS bekerja berdasarkan pembacaan waktu tiba gelombang primer, gelombang sekunder, gelombang permukaan dan amplitudo. Hal ini menyebabkan sistem ini tidak efektif sebagai peringatan dini tsunami lokal.

Berdasarkan perbedaan waktu dan tempat kejadian, tsunami dibagi 3 tipe, yaitu :

1 Tsunami lokal, waktu tsunami antara 0 – 30 menit setelah gempabumi
2 Tsunami regional, waktu tsunami 30 menit – 2 jam setelah gempabumi
3 Tsunami jauh, waktu tsunami 2 jam atau lebih setelah gempabumi.

Tsunami lokal yang sering terjadi di wilayah Indonesia memerlukan waktu hanya beberapa menit untuk sampai di pantai. Untuk itu diperlukan konsep peringatan dini yang cepat, kurang dari 5 menit agar ada waktu untuk memberikan informasi dan melakukan evakuasi.

Untuk itu BMG telah mengajukan usulan ke pemerintah guna membangun peringatan dini tsunami yang terdiri atas :
1 Sensor gempabumi 160 stasiun yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang terbagi dlam 10 wilayah (10 region).
2 Sensor Accelerograph 500 stasiun
3 DART 15 unit
4 Tide Gauges 50 stasiun
5 Pusat regional 10 lokasi
5 Pusat Nasioal 1 lokasi
6 Sistem komunikasi
Untuk menerbitkan peringatan dini tsunami, harus memenuhi beberapa kristeria yang sudah dijelaskan di atas, serta diproses melalui beberapa tahap seperti :
1. Menerima data dari seismograph dan langsung diproses secara otomatis dalam waktu kurang dari 3 menit.
2. Menerima data strongmotion dari stasiun accelerograph yang terdekat dalam waktu kurang dari 1 menit.
3. Menerima data pressure gauge dari DART buoy terdekat dalam waktu 1 menit atau lebih.
4. Operator melakukan verifikasi dalam waktu 2 menitsetelah proses otomatis selesai dengan mencocokan data dari gauge dan DART buoy.
5. Operator melakukan verifikasi dengan koordinator atau pihak berwenang untuk menerbitkan jenis peringatan.
6. Peringatan disebarluaskan ke daerah yang terancam tsunami dan jaringan komunikasi internasional.

(c) Educational Program (Program Pendidikan)

Pengetahuan dan pemahaman mengenai bencana alam sangat penting untuk semua lapisan masyarakat, sehingga perlu dimasukan dalam program pendidikan sejak usia dini atau sejak pendidikan dasar. Sebelum resmi masuk di dalam kurikulum pendidikan maka BMG Wilayah I telah melakuakn sosialisasi tentang peningkatan pemahaman masyarakat ini ke sekolah-sekolah di Sumatera Utara, tujuannya adalah agar siswa paham bahwa di wilayah Indonesia khususnya Sumatera Utara ini merupakan daerah yang rawan bencana alam. Sejak dini para siswa diharapakan mampu mengantisipasi bila bencana datang agar dampak bencana dapat diminimalkan.

Selain itu, Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah I Medan bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara sejak dua tahun terakhir melaksanakan program sosialisasi dengan kelompok target yang lebih luas antara lain : para tokoh masyarakat, instansi terkait, aparat satuan pelaksana penanggulangan bencana alam dan pengungsi, pelajar dan para kelompok msyarakat lainnya. Program ini dimaksudkan agar setiap anggota masyarakat mampu dan sanggup menghadapi berbagai bencana alam dalam rangka mengurangi dampak.

(d) Land Use

Dalam penggunaan lahan juga sangat perlu diperhatikan kemungkinan terjadi bencana. Misalnya : untuk mengurangi laju arus tsunami di pinggir pantai perlu dipelihara/ditanam tanaman yang mampu mengurangi laju gelombanga tsunami, mislanya mangrove harus tetap dipertahankan, menanam pohon-pohon dengan skala luas di sekitar pantai dsb.

(e) Building Code

Building Code pada prinsipnya membangun bangunan tahan gempa, berdasarkan zonasi tingkat kerawanan gempa atau percepatan tanah. Dari zona-zona kerawanan gempa tersebut bangunan akan dirancang bangunan bagaimana yang harus tahan gempa.

TINDAKAN DALAM MENGHADAPI GEMPA BUMI DAN TSUNAMI

1 Sebelum gempabumi terjadi
2 Mengetahui dengan jelas gempabumi dan akibatnya
3 Mengenali lingkungan sekitar
4 Membangun gedung yang tahan gempa
5 Memilih dan menata interior
6 Menyiapkan fasilitas untuk menghadapi keadaan darurat
7 Mempersiapkan fisik dan mental tiap individu

8 Saat terjadi gempa bumi
Jika berada di dalam ruangan
9 Menjauh dari jendela, barang yang bergantung, tertempel, lemari dan barang-barang yang membahayakan dan lain-lain.
10 Tetap tenang bertahan di lantai yang sama jangan panik atau turun
12 Jangan gunakan lift dan jangan keluar berebutan

Jika berada di luar ruangan
1 Segeralah menuju areal yang bebas dari gedung dan bangunan, tiang listrik, pohon, rambu dan kendaraan.

Jika berada di dalam kendaraan
1 Tepikan kendaraan di tempat yang aman
2 Hindari perempatan, jembatan, pohon, tiang listrik, rambu dan lampu lalulintas, kemacetan.
3 Tetap bertahan dalam kendaraan samapi goncangan berhenti.

Jika berada di pinggir pantai
? Menjauh dari pantai, waspadai kemungkinan tsunami
? Jika berada di keramaian jangan panik, cari tempat berlindung yang paling aman dan berusaha menenangkan orang-orang sekitar.

Jika berada di pegunungan
1 Hindari daerah yang kemungkinan longsor

2 Sesudah terjadi gempa
3 Keluar dengan tertib cari tempat yang aman.
4 Hindari benda-benda yang berbahaya
5 Periksa jika ada yang terluka
5 Periksa jika ada yang terluka
6 Periksa lingkungan sekitar
7 Waspada terhadap kebakaran dan retakan tanah
8 Dengarkan instruksi dari terkait
9 Waspada terhadap gempa susulan
10 Jangan menggunakan telepon berlebihan

PENTINGNYA INFORMASI CEPAT GEMPABUMI

Berdasarkan statistik sekitar 50 % korban meninggal dunia dalam suatu bencana dalam 2 jam pertama, dalam 1 detik sangat berharga karena setara dengan 30 jiwa. Jika suatu bencana gempa bumi menimpa 400.000 jiwa maka 200.000 jiwa bisa meninggal dunia dalam 2 jam pertama.